Posted by : Sri ulfa Sabtu, 08 April 2017

Nama: Sri ulfa
Nim: 161301040

APA ITU PEMBELAJARAN?

    Proses belajar atau pembelajaran adalah fokus utama dalam psikologi pendidikan. Ketika orang ditanya apa fungsi sekolah itu, mereka biasanya akan menjawab, “membantu murid untuk belajar”. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman.
Tidak semua yang kita tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa kemampuan-kemampuan itu sejak lahir, tidak dipelajari. Misalnya, kita tidak harus diajari untuk menelan makanan, berteriak, atau berkedip saat silau. Tetapi, kebanyakan perilaku manusia tidak diwariskan begitu saja. saat anak menggunakan komputer dengan cara baru, bekerja lebih keras dalam memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan secara lebih baik, menjelaskan jawaban dengan cara yang lebih logis, atau mendengar dengan lebih perhatian, maka berarti dia sedang menjalani proses belajar.
Pendekatan dalam pembelajaran:
Teori Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulus tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respon adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulus. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (Stimulus-Respon).

Teori Behaviorisme:
Mementingkan faktor lingkungan
Menekankan pada faktor bagian
Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan menggunakan metode obyektif.
Sifatnya mekanis
Mementingkan masa lalu
menurut kaum behavioris, perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung: anak membuat poster, guru tersenyum pada anak, murid menganggu murid lain, dan sebagainya. Proses mental didefinikasikan oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain.
pengondisian klasik dan operan, yang merupakan dua pandangan behavioral. Kedua pandangan ini menekan pembelajaran asosiatif (associative learning), yang terdiri dari pembelajaran bahwa dua kejadian saling terkait (associated). Misalnya, pembelajaran asosiatif terjadi ketika murid mengasosiasikan atau mengaitkan kejadian yang menyenangkan dengan pembelajaran sesuatu di sekolah, seperti guru tersenyum saat murid mengajukan pertanyaan yang bagus.
Aplikasi Teori Behaviorisme terhadap Pembelajaran Siswa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behaviorisme adalah ciri-ciri kuat yang mendasari yaitu:
Mementingkan pengaruh lingkungan
Mementingkan bagia-bagian
Mementingkan peranan reaksi
Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.


Teori kognitif
Teori kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga yang diungkapkan oleh Winkel (1996:53) bahwa “belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.ada empat pendekatan kognitif utama untuk pembelajaran:pendekatan pertama kognitif sosial, yang menekankan bagaimana faktor perilaku, lingkungan, dan orang (kognitif) saling berinteraksi mempengaruhi proses pembelajaran. Pendekatan kedua, pemprosesan informasi, menitikberatkan pada bagaimana anak memproses informasi melalui perhatian, ingatan, pemikiran, dan proses kognitif lainnya. Pendekatan ketiga, konstruktivis kognitif, menekankan terhadap pengetahuan dan pemahaman. Pendekatan keempat, konstruktivis sosial, fokus kepada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pengalaman.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Sriulfa - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -