Archive for Juni 2017

Psikologi Pendidikan: Tes Standar dan Pengajaran

Tes Standar dan Pengajaran

Apa Itu Tes Standar?

   Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

   Apa bedanya tes standar dengan tes yang anda buat sendiri untuk menilai prestasi murid  anda? Soal tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Sedangkan tes standar mencakup berbagai materi yang lazimnya diajarkan dikebanyakan kelas (Airasian, 2001; Chatterji, 2003).
   Perbedaan lain antara tes standar dengan tes buatan guru adalah banyak tes standar yang memiliki antara umum dan kebanyakan telah dievaluasi validitas dan releabilitasnya.

Tujuan Tes Standar

  Tes standar biasanya bertujuan untuk:

  • Memberikan informasi tentang kemajuan murid: adalah sumber informasi tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid: memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid (Popham, 2002).
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus: dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke program spesifik atau tidak.
  • Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi: dapat dipakai oleh guru dalam membuat keputusan tentang instruksi.
  • Membantu administrator mengevaluasi program: jika sekolah hendak beralih ke program pendidikan yang baru, administrasi sekolah harus tahu seberapa efektifkah program baru itu.
  • Memberikan akuntabilitas: sekolah dan guru diharapkan bertanggung jawab atas pengajaran muridnya.


Tes berbasis standar
  Tes yg menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik kelas berikutnya atau kelulusannya.
Tes berisiko tinggi
    Menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid,memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.


Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar:


  • Kelompok normal: kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya  telah diberi ujian oleh penguji.
  • Validitas: sejauh mana sebuah tes mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak.

-Validitas isi: kemampuan tes untuk mencakup sampel isi yang hendak diukur
-Validitas kriteria: kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur denganpenilaian atau kriteria lain

  • Rehabilitas: sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.

-Test-retest reliability: sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
-Alternate-forms reliability: memberikan bentuk tes yang berbeda dari tes yang sama dari dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama
-Split-half-reliability: nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.

Isu utama dalam tes standar


  • Ada perselisihan pendapat tentang manfaat tes standar versusnpenilaian alternatif seperti penilaian kinerja dan portofolio. Beberapa guru percaya bahwa ujian negara beresiko tinggi harus mencakup penilaian alternatif
  • Bias kultural adalah perhatian utama dalam tes standar ini. Beberapa pakar percaya bahwa penilaian kinerja mengandung potensi mengurangi bias dalam ujian.


Tes Kecakapan Dan Prestasi


  1. Tes kecakapan: tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
  2. Tes prestasi: tes yang dimaksud untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid


Jenis-jenis Tes Prestasi Standar


  1. Survey Batteries: adalah sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu.
  2. Tes untuk subjek spesifik: untuk menilai keahlian dibidang tertentu seperti membaca atau matematika
  3. Tes diagnostik
  4. Menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial


Ujian Negara Beresiko Tinggi


  • Keuntungan dan penggunaan tes berisiko tinggi:
  • Meningkatkan kinerja murid
  • Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
  • Ekspektasi tinggi untuk semua murid
  • Identifikasi sekolah,guru, dan administrator
  • Meningkatkan rasa percaya diri
  • Kritik terhadap ujian negara:
  • Mengumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang keahlian berpikir dalam memecahkan masalah
  • Guru mengajar demi ujian
  • Deskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendah dan minoritas


Peran Guru
- Mempersiapkan murid untuk mengerjakan ujian  dan menginterprestasikan hasil ujian dan menyampaikan hasil tes kepada orang tua.
- Mempersiapkan murid untuk mengikuti tes standar
Adalah penting bagi semua murid untuk diberi kesempatan mengeluarkan apa yang terbaik dari diri mereka.
- Menjalankan tes standar

Diantaranya adalah cara mengatur ruang tes,apa yang harus dilakukan murid saat mengerjakan tes, bagaimana mendistribusikan lembar soal dan jawaban, dan bagaimana mengatur waktu tes.
-Memahami dan menginterpretasikan hasil tes.

  • Stastistik deskriptif: prosedur matematika yang dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data
  • Distribusi frekuendi: sebuah daftar nilai biasanya dari tertinggi ke yang rendah sama berapa kali nilai itu muncul
  • Histogram: distribusi frekuensi dalam bentuk grafik
  • Tendensi sentral: memberika informasi tentang rata-rata pada data
  • Mean: rata-rata numerik dari sekelompok nilai
  • Median: nilai tengah  dari nilai tertinggi ke terendah
  • Mode: nilai yang paling serinhg muncul
  • Range: selisih data







Psikologi pendidikan: Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Tugas Resume Psikologi Pendidikan

Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan: upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan system nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Konseling: merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media baik perorang atau kelompok.
Tujuan: merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masa yang akan datang.

Ragam bimbingan menurut masalah:


  • Bimbingan Akademik: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar.



  • Bimbingan Sosial Pribadi: membantu siswa memecahkan masalah social pribadi: hubungan sesama teman, hubungan dengan guru dan staf, pemahaman sifat, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat dan penyelesaian konflik.



  • Bimbingan Karir: membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemahaman masalah karir: pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja, kondisi dan kemampuan diri, kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, pemecahan masalah karir yang dihadapi. 


Kualitas Pribadi Konselor:


  • Pemahaman diri
  • Kompeten
  • Kesehatan psikologis
  • Dapat dipercaya
  • Jujur
  • Memiliki Kekuatan (agar klien merasa aman)
  • Bersikap hangat
  • Active responsiveness (dinamis)
  • Sabar
  • Peka terhadap keadaan dan perasaan klien
  • Memiliki kesadaran.


Fungsi Bimbingan dan Konseling:


  • Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan< dan norma agama). 
  • Fungsi prefentif/ pencegahan: yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan atau kerugian tertentu dalam proses perkembangan. Melalui fungsi ini konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu di informasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah llaku yang tidak diharapkan. Di antaranya bahaya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan prgaulan bebas (free sex). 
  • Fungsi pengembangan: diharapkan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
  • Fungsi Penyembuhan/ pengentasan: yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier.
  • Fungsi penyaluran:  yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
  • Fungsi Adaptasi: yaitu fungsi yang membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan konseli.
  • Fungsi penyesuaian: yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  • Fungsi Fasilitasi: yaitu memberiakn kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek  dalam diri konseli.
  • Fungsi pemeliharaan: yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam diri nya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktifitas diri. 

 


Psikologi pendidikan: Manajemen Kelas

Tugas Resume Psikologi Pendidikan

Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040

MANAJEMEN KELAS

   Pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan untuk meciptakan  dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas.

Ada 3 cara efektif yaitu:

  • Kognitif: dari yang tidak tahu menjadi tahu
  • Afektive: dari tidak suka menjadi suka
  • Psikomotorik: perubahan perilaku dan soft skill

Ruang Lingkup Manajemen Kelas

  • Manajemen kurikulum
kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi, manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan atau pengarahan untuk menyelesaikan kurikulum tersebut.

  • Manajemen peserta didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

  • Kegiatan akademik

yaitu sebagai kegiatan pengajaran diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disiapkan dan dikuasai peserta didik.

  • Kegiatan administrative

 kegiatan ini dikategorikan sebagai kegiatan “non teaching” sebagai  kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan procedural, ddan kegiatan organisasi.

Tujuan manajemen kelas:

  • Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
  • Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar yang efektif.
  • Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar efektif.
  • Membina dan membimbing siswa sesuai latar belakang social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.


Strategi yang dilakukan dalam manajemen kelas:

  • Mendesain lingkungan fisik untuk pembelajaran yang optimal 
  • Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran
  • Membangun dan menegakan aturan
  • Mengajak murid untuk bekerja sama
  • Mengatasi problem secara efektif
  • Menggunakan strategi komunikasi


Prinsip penataan kelas:


  • Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dan lokasi penyimpanan pensil, rak buku, computer, dan lokasi lainnya. Pisahkan area-area ini sejauh mungkin dan pastikan mudah diakses.
  • Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murid. Pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja guru, lokasi instruksional, meja murid, dan semua murid. jangan sampai ada yang tidak kelihatan.
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimalkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktiviitas.
  • Pastikan bahwa setiap murid dapat dengan mudah melihat seemua presentasi kelas. 

Gaya Penataan Kelas:


  • Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
  • Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
  • Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga attau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
  • Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
  • Gaya klaster: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

Definisi pengelolaan kelas:


  • Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
  • Pengelolaan kelas yang bersifat permisif, menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya.
  • Pengelolaan kelas berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu suatu kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
  • Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan system social dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya system kelas yang efektif.


- Copyright © Sriulfa - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -