Psikologi Pendidikan: Tes Standar dan Pengajaran

Tes Standar dan Pengajaran

Apa Itu Tes Standar?

   Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

   Apa bedanya tes standar dengan tes yang anda buat sendiri untuk menilai prestasi murid  anda? Soal tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Sedangkan tes standar mencakup berbagai materi yang lazimnya diajarkan dikebanyakan kelas (Airasian, 2001; Chatterji, 2003).
   Perbedaan lain antara tes standar dengan tes buatan guru adalah banyak tes standar yang memiliki antara umum dan kebanyakan telah dievaluasi validitas dan releabilitasnya.

Tujuan Tes Standar

  Tes standar biasanya bertujuan untuk:

  • Memberikan informasi tentang kemajuan murid: adalah sumber informasi tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid: memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid (Popham, 2002).
  • Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus: dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke program spesifik atau tidak.
  • Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi: dapat dipakai oleh guru dalam membuat keputusan tentang instruksi.
  • Membantu administrator mengevaluasi program: jika sekolah hendak beralih ke program pendidikan yang baru, administrasi sekolah harus tahu seberapa efektifkah program baru itu.
  • Memberikan akuntabilitas: sekolah dan guru diharapkan bertanggung jawab atas pengajaran muridnya.


Tes berbasis standar
  Tes yg menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik kelas berikutnya atau kelulusannya.
Tes berisiko tinggi
    Menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid,memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.


Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar:


  • Kelompok normal: kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya  telah diberi ujian oleh penguji.
  • Validitas: sejauh mana sebuah tes mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak.

-Validitas isi: kemampuan tes untuk mencakup sampel isi yang hendak diukur
-Validitas kriteria: kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur denganpenilaian atau kriteria lain

  • Rehabilitas: sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.

-Test-retest reliability: sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
-Alternate-forms reliability: memberikan bentuk tes yang berbeda dari tes yang sama dari dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama
-Split-half-reliability: nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.

Isu utama dalam tes standar


  • Ada perselisihan pendapat tentang manfaat tes standar versusnpenilaian alternatif seperti penilaian kinerja dan portofolio. Beberapa guru percaya bahwa ujian negara beresiko tinggi harus mencakup penilaian alternatif
  • Bias kultural adalah perhatian utama dalam tes standar ini. Beberapa pakar percaya bahwa penilaian kinerja mengandung potensi mengurangi bias dalam ujian.


Tes Kecakapan Dan Prestasi


  1. Tes kecakapan: tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
  2. Tes prestasi: tes yang dimaksud untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid


Jenis-jenis Tes Prestasi Standar


  1. Survey Batteries: adalah sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu.
  2. Tes untuk subjek spesifik: untuk menilai keahlian dibidang tertentu seperti membaca atau matematika
  3. Tes diagnostik
  4. Menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial


Ujian Negara Beresiko Tinggi


  • Keuntungan dan penggunaan tes berisiko tinggi:
  • Meningkatkan kinerja murid
  • Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
  • Ekspektasi tinggi untuk semua murid
  • Identifikasi sekolah,guru, dan administrator
  • Meningkatkan rasa percaya diri
  • Kritik terhadap ujian negara:
  • Mengumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang keahlian berpikir dalam memecahkan masalah
  • Guru mengajar demi ujian
  • Deskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendah dan minoritas


Peran Guru
- Mempersiapkan murid untuk mengerjakan ujian  dan menginterprestasikan hasil ujian dan menyampaikan hasil tes kepada orang tua.
- Mempersiapkan murid untuk mengikuti tes standar
Adalah penting bagi semua murid untuk diberi kesempatan mengeluarkan apa yang terbaik dari diri mereka.
- Menjalankan tes standar

Diantaranya adalah cara mengatur ruang tes,apa yang harus dilakukan murid saat mengerjakan tes, bagaimana mendistribusikan lembar soal dan jawaban, dan bagaimana mengatur waktu tes.
-Memahami dan menginterpretasikan hasil tes.

  • Stastistik deskriptif: prosedur matematika yang dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data
  • Distribusi frekuendi: sebuah daftar nilai biasanya dari tertinggi ke yang rendah sama berapa kali nilai itu muncul
  • Histogram: distribusi frekuensi dalam bentuk grafik
  • Tendensi sentral: memberika informasi tentang rata-rata pada data
  • Mean: rata-rata numerik dari sekelompok nilai
  • Median: nilai tengah  dari nilai tertinggi ke terendah
  • Mode: nilai yang paling serinhg muncul
  • Range: selisih data







Psikologi pendidikan: Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Tugas Resume Psikologi Pendidikan

Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan: upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan system nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Konseling: merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media baik perorang atau kelompok.
Tujuan: merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masa yang akan datang.

Ragam bimbingan menurut masalah:


  • Bimbingan Akademik: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar.



  • Bimbingan Sosial Pribadi: membantu siswa memecahkan masalah social pribadi: hubungan sesama teman, hubungan dengan guru dan staf, pemahaman sifat, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat dan penyelesaian konflik.



  • Bimbingan Karir: membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemahaman masalah karir: pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja, kondisi dan kemampuan diri, kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, pemecahan masalah karir yang dihadapi. 


Kualitas Pribadi Konselor:


  • Pemahaman diri
  • Kompeten
  • Kesehatan psikologis
  • Dapat dipercaya
  • Jujur
  • Memiliki Kekuatan (agar klien merasa aman)
  • Bersikap hangat
  • Active responsiveness (dinamis)
  • Sabar
  • Peka terhadap keadaan dan perasaan klien
  • Memiliki kesadaran.


Fungsi Bimbingan dan Konseling:


  • Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan< dan norma agama). 
  • Fungsi prefentif/ pencegahan: yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan atau kerugian tertentu dalam proses perkembangan. Melalui fungsi ini konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu di informasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah llaku yang tidak diharapkan. Di antaranya bahaya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan prgaulan bebas (free sex). 
  • Fungsi pengembangan: diharapkan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
  • Fungsi Penyembuhan/ pengentasan: yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier.
  • Fungsi penyaluran:  yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
  • Fungsi Adaptasi: yaitu fungsi yang membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan konseli.
  • Fungsi penyesuaian: yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
  • Fungsi Fasilitasi: yaitu memberiakn kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek  dalam diri konseli.
  • Fungsi pemeliharaan: yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam diri nya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktifitas diri. 

 


Psikologi pendidikan: Manajemen Kelas

Tugas Resume Psikologi Pendidikan

Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040

MANAJEMEN KELAS

   Pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan untuk meciptakan  dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas.

Ada 3 cara efektif yaitu:

  • Kognitif: dari yang tidak tahu menjadi tahu
  • Afektive: dari tidak suka menjadi suka
  • Psikomotorik: perubahan perilaku dan soft skill

Ruang Lingkup Manajemen Kelas

  • Manajemen kurikulum
kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi, manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan atau pengarahan untuk menyelesaikan kurikulum tersebut.

  • Manajemen peserta didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

  • Kegiatan akademik

yaitu sebagai kegiatan pengajaran diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disiapkan dan dikuasai peserta didik.

  • Kegiatan administrative

 kegiatan ini dikategorikan sebagai kegiatan “non teaching” sebagai  kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan procedural, ddan kegiatan organisasi.

Tujuan manajemen kelas:

  • Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
  • Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar yang efektif.
  • Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar efektif.
  • Membina dan membimbing siswa sesuai latar belakang social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.


Strategi yang dilakukan dalam manajemen kelas:

  • Mendesain lingkungan fisik untuk pembelajaran yang optimal 
  • Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran
  • Membangun dan menegakan aturan
  • Mengajak murid untuk bekerja sama
  • Mengatasi problem secara efektif
  • Menggunakan strategi komunikasi


Prinsip penataan kelas:


  • Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dan lokasi penyimpanan pensil, rak buku, computer, dan lokasi lainnya. Pisahkan area-area ini sejauh mungkin dan pastikan mudah diakses.
  • Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murid. Pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja guru, lokasi instruksional, meja murid, dan semua murid. jangan sampai ada yang tidak kelihatan.
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimalkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktiviitas.
  • Pastikan bahwa setiap murid dapat dengan mudah melihat seemua presentasi kelas. 

Gaya Penataan Kelas:


  • Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
  • Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
  • Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga attau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
  • Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
  • Gaya klaster: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

Definisi pengelolaan kelas:


  • Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
  • Pengelolaan kelas yang bersifat permisif, menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya.
  • Pengelolaan kelas berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu suatu kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
  • Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan system social dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya system kelas yang efektif.


Observasi : Peran Metode Learner Center






Tugas mini proyek Kelompok 4
Rhesya Nurvianty                   16-029
Sri Ulfa                                   16-040
Nada Salsabila                        16-043
Risti Devi Mawarny                16-044
Muftyanti Arishwandini         16-065
Shyntia E. Putri Pasaribu        16-073
Angel Muliana Tumanggor     16-074
                                                     
Topik :  Peran Motivasi dalam proses belajar pada siswa SD dan pengaplikasian Learner Center pada siswa
Judul : Peran metode Learner Center dan Motivasi pada Anak Usia Sekolah Dasar

PERENCANAAN
Pendahuluan
Proses belajar dan mengajar merupakan hal yang tidak asing lagi untuk di dengar. Berbicara tentang belajar dan mengajar juga berbicara tentang sesuatu yang tak pernah barakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir hayat nanti. Oleh karena itu, sekolah merupakan sistem yang hidup dan bertugas untuk memenuhi fungsi dasar pembelajaran bagi penerima utama (murid) dan juga bagi orang lain yang mendukung proses pembelajaran (yang mencakup guru, pegawai, orang tua, dan anggota komunitas lainnya).
Terlepas akan hal tersebut, sistem pembelajaran di masa ini menganjurkan agar siswa berperan lebih aktif dari pada guru dimana guru hanya berperan sebagai pemeberi motivasi, atau yang kita kenal dengan learner-centered. Prinsip learner-centered ini mendorong guru untuk membantu murid secara aktif mengkonstruksi pemahaman murid, menentukan tujuan dan rencana, berpikir mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran murid, memecahkan pro-positif dan mengontrol emosi, memotivasi diri sendiri, belajar sesuai dengan level perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain (termasuk orang yang bebeda latar belakang), mengevaluasi preferensi murid dan memenuhi standar. Selain program Learner-Centered perlu adanya Motivasi yang menjadi proses pemberi semnagat, arah, dan kegigihan perilaku si muird. Dan motivasi ini merupakan komponen utama dari prinsip Learner-centered., sehingga topik yang kami ambil dalam observasi yang kami lakukan di Sekolah Dasar (SD) Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah ini adalah tentang “Metode pembelajaran Learner-centered dan Perspektif dari Motivasi.”
Dengan adanya kedua hal tersebut di dalam sistem pembelajaran di sekolah, akan sangat membantu tumbuh kembangnya kreativitas si anak dan sangat berguna untuk proses pembelajaran selanjutnya. Karena pada zaman yang modern ini, para anak di usia sekolah sangat di tuntut untuk melakukan segalanya dengan lebih baik untuk dapat bersaing dengan orang-orang di luar negaranya sendiri.
Objek yang digunakan di dalam penelitian ini adalah murid kelas dua (2), tiga (3), dan lima (5) SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Pada 3 kelas ini, kami melakukan penelitian untuk mengetahui bagaiamana metode pembelajaran dengan Learner-Centered di dalam ketiga kelas tersebut, dan sejauh mana motivasi-motivasi yang dimiliki oleh setiap peserta didik di dalam ketiga kelas tersebut.
LANDASAN TEORI
Pendidikan merupakan komponen penting dan juga merupakan investasi jangka panjang bagi kehidupan seseorang. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan individu yang baik dan berguna bagi masyarakat, sehingga pendidikan merupakan wadah yang baik untuk mencetak individu-individu yang dapat diterima masyarakat.
Oleh karena itu, motivasi belajar sangat dibutuhkan untuk membantu keberhasilan pendidikan bagi anak murid. Upaya guru dibutuhkan untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam hal belajar. Menurut buku Santrock, Motivasi merupakan proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Terdapat beberapa perspektif tentang motivasi :
1.      Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan pada imbalan dan hukuman ekstrenal yang dinilai merupakan kunci dalam mengarahkan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif maupun negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Bentuk insentif yang dapat dipakai oleh guru didalam kelas adalah nilai yang baik, tanda bintang, ataupun pujian. Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau pengakuan pada murid.
2.      Perspektif Humanistis
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow yaitu hierarki kebutuhan. Teori Maslow ini menimbulkan diskusi tentang urutan motivasi dalam kehidupan murid dan guru. Namun, tidak semua orang setuju dengan pandangan ini. Misalnya, bagi beberapa murid kebutuhan kognitif mungkin lebih fundamental ketimbang kebutuhan harga diri. Murid lain mungkin memenuhi kebutuhan kognitif mereka walaupun mereka belum merasaan cinta dan rasa memiliki.
3.      Persepektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus kepada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat memgontrol lingkungan mereka secara efektif.

4.      Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembetukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang sangat hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan dekat, ketertarikan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Terdapat beberapa strategi menurut perspektif kognitif untuk meningkatkan motivasi murid untuk meraih sesuatu atau berprestasi. Ada dua cara, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
a.       Motivasi Intrinstik merupakan motivasi internal dari dalam diri kita untuk melakukan sesuatu demi tujuan sendiri
b.      Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif ataupun hukuman.
Perencanaan dan Instruksi yang digunakan guru dalam metode pembelajaran yang akan digunakannya didalam kelas juga merupakan aspek yang penting dalam memberikan pembelajaran bagi siswa. Instruksi dan perencanaan learned-center adalah pada siswa, bukan pada guru. Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Prinsip ini dinilai paling baik bagi beberapa ahli karena dapat memicu murid untuk lebih aktif dan juga reflektif. Prinsip Learner center dikembangkan oleh American Psychological Association dan dikembangkan dengan mengklasifikasikan beberapa faktor, yaitu : kognitif dan metakognitif,  motivasi dan emosional, sosial dan developmental, dan faktor perbedaan individu.
Berdasarkan teori-teori diatas, kelompok kami ingin mengatahui motivasi apa sajakah dan apakah prinsip learner-centered itu diterapkan di SD Shafiyyatul Amaliyyah.
Alat atau Bahan
·         Camera Handphone
·         Buku
·         Pulpen
Objek atau Subjek
Sampel Penelitian: Siswa dan Guru Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah , dengan subjek penelitian adalah anak SD yaitu kelas reguler  2 , 3 dan 5 , jumlah total yang di observasi 70 siswa dan 3 guru .


Jadwal Pelaksanaan Penelitian:

Uraian
Maret
April


24
25
26
27
28
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diskusi Pemilihan Topik

















Diskusi Pemilihan Judul dan Teori

















Menanyakan kesediaan sekolah untuk diteliti

















Observasi

















Pengolahan Data

















Diskusi dengan Dosen

















Diskusi Kelompok

















Posting Blog


















Tanggal 28 Maret        : mendiskusikan pemilihan topik yang akan diambil dalam observasi
Tanggal 24 Maret        : memilih judul untuk Penelitian
Tanggal 24 dan 25 Maret : menanyakan kesediaan sekolah untuk melakukan penelitian
Tanggal 05 April         : observasi mulai dilakukan
Tanggal 6-8 April        : melakukan pengolahan data data yang telah dikumpulkan untuk ditinjau dan di susun lebih lanjut
Tanggal 24 Maret        : diskusi dengan dosen
Tanggal 24, 28 Maret
dan tanggal 1-5 April  :  adalah diskusi kelompok mengenai waktu dan penyusunan observasi
tanggal 09 April : memposting hasil observasi ke blog






PELAKSANAAN
Observasi dilakukan pada tanggal 05 April 2017 pada hari Rabu, kelompok berangkat dari rumah masing masing sekitar pukul tujuh dan berada di kampus jam 07.15 sampai 07.30 sebelum berangkat menuju tempat observasi kami sudah lebih dahulu menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam observas.Kelompok tiba di sekolah pada pukul 08.00 wib. karena kami sudah mengirimkan surat izin sebelumnya maka kami tidak perlu menunggu waktu yang lama namun kami tetap harus meminta izin untuk masuk kelas dan kami diberikan bet yang menyatakan bahwa kami adalah tamu. kelompok kami beranggotakan tujuh orang yang kemudian dibagi lagi sebanyak 3 kelompok untuk mengamati sampel sebanyak tiga kelas, dalam kelas 2 sebanyak dua orang, kelas 3 sebanyak tiga orang dan kelas 5 sebanyak dua orang.
Saat sampai dikelas, kami diberikan izin untuk menjelaskan sedikit tujuan kedatangan kami dan untuk menyapa para siswa setelah diizinkan kami pun mengamati keadaan kelas, bagaimana proses belajar mengajar, perilaku murid dan interaksi timbal balik antara murid dan guru. Kelompok yang mengobservasi kelas 2 dan 3 hanya mengamati murid selama satu mata pelajaran saja, kurang
 -2 orang ( Nada dan Sri Ulfa) mengobservasi peserta didik kelas 2
-3 orang ( Shyntia, Angel, dan Resya) mengobservasi peserta didik kelas 3
-2 orang (Muftyanti Arishwandini dan Risti) mengobservasi peserta didik kelsa 5
Pada kelas 5 saat itu mata pelajaran yang diuji adalah IPS sedangkan kelas 3 adalah seni musik , setelah mengobservasi selama satu setengah jam (sampai bel istirahat) kelompok pun pamit untuk menyudahi  kegiatan observasi di kelas itu dan mengucapkan terimakasi atas ketersediaannya peserta didik dan pengajar , dan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi penelitian.
PELAPORAN dan EVALUASI
Laporan
1.Jadwal Kegiatan (Rabu, 05 April 2017)
07.15 - 07.30  : Bel pertama berbunyi , berbaris di depan , mengucapkan ikrar santri , membaca surah surah pendek
07.30 – 09.15 : sesi kelas pertama
09.15 - 09.45  : Sholat Dhuha dan istirahat
09.45-            : sesi pelajaran kedua
                                                                                



2. Sistematika Observasi
Kelompok tiba di Yayasan Syafiatul Amaliah pada pukul 07.15 . dan kami membagi kelompok untuk masuk ke 3 kelas ,  anak anak sudah berada di ruang kelas dan membaca surah surah pendek . Kelas berkapasitas 23 orang namun yang hadir hanya 20 orang pada hari Rabu 05 April 2017 , masing masing kelas dipimpin oleh seorang guru.

1.      Untuk kelas 5  metode pengajaran yang dilakukan sang pengajar adalah metode ceramah dan juga sesekali menggunakan tampilan video untuk lebih memudahkan murid dalam memahami materi. Sesi ceramah ini berlangsung sekitar setengah jam , kemudian di akhir pelajaran guru memberikan kuis sebanyak 10 soal pada murid tentang materi yang dibahas tadi , selanjutnya pengajar memberikan kuis tanya jawab sebagai tambahan nilai bagi murid yang mampu mejawabnya.
Dalam hal motivasi pada murid ada beberapa tindakan yang membuat murid ter motivasi selama pelajaran berlangsung
·         Perspektif Behavioral
Dalam suasana kelas tersebut pengajar melakukan metode kuis dengan imbalan nilai setelah menyelesaikan materi tersebut , dan juga melakukan sesi kuis tanya jawab dengan reward tambahan niali bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.

·         Dalam perspektif Humanistik
Dalam pengamatan tersebut sang pengajar mampu mendorong murid untuk berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan dan memberi kesempatan dan bantuan bagi murid yang agak lama dalam memahami pelajaran untuk ikut menjawab pertanyaan sehingga mereka akan berlomba lomba untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

2.      Pada kelas 3 metode pengajaran yang digunakan memakai prinsipe learner center :
·         faktor kognitif dan Metakognitif
a. Sifat proses pembelajaran: pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan, dan mampu mengatur diri sendiri dan juga mau bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
Contoh: Murid yang bernama Santika kelas 3 di YPSA ini adalah seorang murid yang sangat aktif, dia dapat memainkan musik sendiri ketika disuruh dan belajar sendiri untuk memainkan alat musik tersebut sampai bisa.
b. Tujuan proses pembelajaranMiss Wiwik selalu mengulang apa yang diajarkannya kepada murid yang berkapasitas 21 orang tersebut, agar mereka semua bisa.
c. Konstruksi pengetahuan: Pelajar yang  sukses bisa menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan cara yang megandung makna tertentu.
Contoh: Sebelumnya Miss Wiwik sudah mengajarkan penggunaan not kepada murid di kelas 3 A, sehingga rata-rata mereka dapat belajar not dengan memainkan alat musik pianika.
Dan ditemukan pula bentuk bentuk motivasi yang terjadi selama pembelajaran pada murid murid, yaitu :
a. Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran
Contoh: Setelah Miss Wiwik selalu menegur salah seorang murid secara terus-menerus, sebut aja si B. Si B ini menjadi emosi , tampak dari sikap nya yang menekan pianika tersebut dengan asal-asalan. Sehingga emosi si B yang digambarkan dengan kemarahannya ini melemahkan proses pembelajarannya.
b. Motivasi instrinsik untuk belajar.
 Seperti yang sudah diutarakan pada contoh sebelumnya, Santika adalah seorang murid yang aktif, dan dia sangat berusaha keras untuk dapat mengetahui pembelajaran pada hari itu. Tampak bahwasanya itu merupakan motivasi intrinsik dari dirinya, karena dari hasil pengamatan dia sangat bersemangat pada mata pelajaran seni tersebut. Hal ini merupakan salah satu contoh motivasi intrinsik dari murid tersebut.
c. Efek motivasi terhadap usaha.:
 Miss Wiwik selalu memberikan semangat berupa kata-kata “bagus” kepada setiap murid yang bisa memainkan alat musik pianika dengan sendiri. Dalam hal ini, setiap usaha si anak diberikan reward (penghargaan)
3.      Untuk kelas 2 ,  metode peajaran yang digunakan adalah metode ceramah , guru menerangkan secara lisan kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari untuk mencapai tujuan agar siswa cepat mengerti. Dengan ceramah guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi siswa nya.
Dalam segi perspektif motivasi sebagai berikut :
·         Perspektif Behavioral
Di dalam kelas pengajar memberikan latihan soal berbentuk kuis pada siswa dengan imbalan jika dapat menjawab dengan benar makan akan diberi reward berbentuk bintang dibukunya.

·         Dalam perspektif Kognitif
Dapat kita amati di sini pengajar memberikan latihan soal dengan siswa dan mereka sangat antusias mendengarkan arahan dari guru. Bagi siswa yang dapat menjawab nya dengan tepat diberikan reward, ini akan membuat efek postif bagi siswa lainnya dan akan menumbuhkan motivasi untuk mencoba menjawab nya juga.

·         Perspektif Sosial
Di sini mereka dapat lebih dekat dengan pengajar karena sering adanya komunikasi dan hubungan yang baik antara pengajar dan siswa. Karena bagi siswa guru itu adalah orangtua kedua setelah ibu dan ayah mereka di rumah.


Evaluasi
Tugas ini seharusnya sudah di mulai pada bulan maret, tetapi karena adanya beberapa halangan seperti begitu banyaknya tugas kuliah, dan beberapa kegiatan lainnya, hingga kurangnya waktu untuk berdiskusi dengan kelompok, maka tugas ini pun sempat tertunda. Akhirnya sebelum UTS pada tgl 8 April kelompok baru memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas ini.
Perencanaan awal yang sudah dilakukan cukup  sempurna dan terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kendala. Misalnya observasi diharapkan dapat di mulai pada bulan maret, tetapi pemimpin Yayasan pendidikan Shofiyatul Amaliyah baru memberikan izin pada tgl 4 April. Pada hari-H nya pihak sekolah memberikan waktu kepada kami untuk memasuki kelas dengan waktu 15-30 menit, walaupun kami berhasil memaksimalkan waktu menjadi sekitar satu jam . Secara keseluruhan, tugas observasi ini telah berjalan dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaannya.


POSTER










TESTIMONI
Shyntia (16-073) : Tugas observasi tentang leraner-centered dan motivasi untuk anak SD ini merupakan suatu pengalaman baru bagi saya. Dan saya sangat senang melakukan observasi ini ,karena dapat melihat bagaimana proses belajar dan mengajar pada anak-anak di pendidikan sekolah dasar dimana murid-murid yang di observasi masih sangat lucu dan imut. yah, meski ujung-ujungnya akan mengerjakan laporan observasi sih. heheh. Tapi tidak mengapa, karena hal  ini akan menambah wawasan bagi saya sendiri tentang bagaimana cara menyusun laporan hasil observasi.
Angel Muliana Tumanggor (161301074)
            Sebenarnya saya sudah sering melihat bagaimana keadaan siswa-siswi sekolah dasar tetapi pada observasi kali inilah saya baru mengerti bagaimana interaksi tersebut terjadi, motivasi apa yang ada dalam siswa-siswi dan bagaimana proses belajar mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Syafiyyatul Amaliyyah. Cukup banyak kendala yang kelompok kami alami namun akhirnya kami dapat melaksanakan observasi ini dengan baik dan lancar. Menurut saya melalui mata kuliah psikoloogi pendidikan ini banyak ilmu yang bisa didapat, pengetahuan yang bertambah membuat saya jadi memahami banyak hal tentang perilaku seorang siswa dan tentu saja menambah pengalaman saya J

Rhesya N. (16-029):  Menurut saya, tugas observasi ini memberikan saya lebih banyak ilmu dan memudahkan saya untuk lebih memahami pengaplikasian teori-teori psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal pengajaran dan pembelajaran.

Risti Devi Mawarny (16-044) : dalam hal ini melakukan sebuah observasi adalah hal yang baru bagi saya , awalnya sedikit cemas apakah kami bisa melakukan observasi ini dengan baik mengingat ada masalah pada surat izin yang memakan waktu sedikit lama juga dari pihak sekolah yang memberikan kepastian yang cukup lama, dimana kelompk lain sudah mulai observasi dan kami belum , namun begitu di hari H saya semakin bersemangat untuk mencoba hal baru ini , dan ini sungguh menyenangkan walaupun sedikit ribet diawal dan akhir , namun ini menambah ilmu bagi saya.

Sri Ulfa (16-040)
Menurut saya tugas observasi ini sangat berguna bagi saya karena dapat  menambah wawasan saya dan juga pengalaman saya. Pengalaman bisa bercengkrama dan berinteraksi langsung dengan anak-anak SD di YPSA, dan juga bisa bermain bersama mereka. Dan dapat mempermudah saya untuk lebih mengetahui pengaplikasian teori psikologi pendidikan di dunia pendidikan.

Muftyanti Arishwandini (16-065)
Menurut saya tugas observasi ini merupakn tugas yangg seru dan menarik. Dimana dalam pelaksanaan tugas ini kami mendapat tantangan yang cukup berat, mulai dari survey ke sekolah untuk menyakan ketersediaan sekolah, mengurus surat izin sampai dengan melakukan observasi. Ketika surat izin telah diterima, kami juga mengalami sediikt cekcok dalam menentukan judul observasi dan landasan teori observasi. Namun semua peristwa tersebut mengajarkan kami untuk tetap bekerjasama, mengendalikan ego satu sma lain dan menjalin kerjasama lebih baik lagi. Tugas ini merupakan tugas pertama bagi kami yang berhubungan dengan lingkungan luar. Dalam tugas ini kami mendapatkan banyak pelajaran, seperti menjalin hubungan dengan kepala sekolajh dan staff pengajar dan juga menjalin kerjasama dengan objek penelitian. Pengalaman ini merupakan pengalaman menarik yang membuat kami mampu mengaplikasikan secara langusng materi psikologi pendidikan yang sudah kami pelajari.

Nada Salsabila (16-043)
Akhirnya saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya dapat didalam ruangan! Bukan sekedar mendapatkan wawasan atau pengalaman tapi inilah maksud dan tujuan saya ketika ingin memasuki dunia perkuliahan. Di mana saya bisa terjun langsung ke dunia nyata untuk membagi apa yang saya dapat dan menggunakannya dengan sebaik mungkin. Sangat menarik!


































- Copyright © Sriulfa - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -