Psikologi Pendidikan: Tes Standar dan Pengajaran
Tes Standar dan Pengajaran
Apa Itu Tes Standar?
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.
Apa bedanya tes standar dengan tes yang anda buat sendiri untuk menilai prestasi murid anda? Soal tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Sedangkan tes standar mencakup berbagai materi yang lazimnya diajarkan dikebanyakan kelas (Airasian, 2001; Chatterji, 2003).
Perbedaan lain antara tes standar dengan tes buatan guru adalah banyak tes standar yang memiliki antara umum dan kebanyakan telah dievaluasi validitas dan releabilitasnya.
Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk:
Tes berbasis standar
Tes yg menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik kelas berikutnya atau kelulusannya.
Tes berisiko tinggi
Menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid,memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar:
-Validitas isi: kemampuan tes untuk mencakup sampel isi yang hendak diukur
-Validitas kriteria: kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur denganpenilaian atau kriteria lain
-Test-retest reliability: sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
-Alternate-forms reliability: memberikan bentuk tes yang berbeda dari tes yang sama dari dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama
-Split-half-reliability: nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.
Isu utama dalam tes standar
Tes Kecakapan Dan Prestasi
Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
Ujian Negara Beresiko Tinggi
Peran Guru
- Mempersiapkan murid untuk mengerjakan ujian dan menginterprestasikan hasil ujian dan menyampaikan hasil tes kepada orang tua.
- Mempersiapkan murid untuk mengikuti tes standar
Adalah penting bagi semua murid untuk diberi kesempatan mengeluarkan apa yang terbaik dari diri mereka.
- Menjalankan tes standar
Diantaranya adalah cara mengatur ruang tes,apa yang harus dilakukan murid saat mengerjakan tes, bagaimana mendistribusikan lembar soal dan jawaban, dan bagaimana mengatur waktu tes.
-Memahami dan menginterpretasikan hasil tes.
Apa Itu Tes Standar?
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.
Apa bedanya tes standar dengan tes yang anda buat sendiri untuk menilai prestasi murid anda? Soal tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu. Sedangkan tes standar mencakup berbagai materi yang lazimnya diajarkan dikebanyakan kelas (Airasian, 2001; Chatterji, 2003).
Perbedaan lain antara tes standar dengan tes buatan guru adalah banyak tes standar yang memiliki antara umum dan kebanyakan telah dievaluasi validitas dan releabilitasnya.
Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk:
- Memberikan informasi tentang kemajuan murid: adalah sumber informasi tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
- Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid: memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid (Popham, 2002).
- Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus: dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke program spesifik atau tidak.
- Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi: dapat dipakai oleh guru dalam membuat keputusan tentang instruksi.
- Membantu administrator mengevaluasi program: jika sekolah hendak beralih ke program pendidikan yang baru, administrasi sekolah harus tahu seberapa efektifkah program baru itu.
- Memberikan akuntabilitas: sekolah dan guru diharapkan bertanggung jawab atas pengajaran muridnya.
Tes berbasis standar
Tes yg menilai kemampuan/keahlian yang diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik kelas berikutnya atau kelulusannya.
Tes berisiko tinggi
Menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid,memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar:
- Kelompok normal: kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji.
- Validitas: sejauh mana sebuah tes mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak.
-Validitas isi: kemampuan tes untuk mencakup sampel isi yang hendak diukur
-Validitas kriteria: kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur denganpenilaian atau kriteria lain
- Rehabilitas: sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.
-Test-retest reliability: sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
-Alternate-forms reliability: memberikan bentuk tes yang berbeda dari tes yang sama dari dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama
-Split-half-reliability: nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.
Isu utama dalam tes standar
- Ada perselisihan pendapat tentang manfaat tes standar versusnpenilaian alternatif seperti penilaian kinerja dan portofolio. Beberapa guru percaya bahwa ujian negara beresiko tinggi harus mencakup penilaian alternatif
- Bias kultural adalah perhatian utama dalam tes standar ini. Beberapa pakar percaya bahwa penilaian kinerja mengandung potensi mengurangi bias dalam ujian.
Tes Kecakapan Dan Prestasi
- Tes kecakapan: tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
- Tes prestasi: tes yang dimaksud untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid
Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
- Survey Batteries: adalah sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu.
- Tes untuk subjek spesifik: untuk menilai keahlian dibidang tertentu seperti membaca atau matematika
- Tes diagnostik
- Menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial
Ujian Negara Beresiko Tinggi
- Keuntungan dan penggunaan tes berisiko tinggi:
- Meningkatkan kinerja murid
- Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
- Ekspektasi tinggi untuk semua murid
- Identifikasi sekolah,guru, dan administrator
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Kritik terhadap ujian negara:
- Mengumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang keahlian berpikir dalam memecahkan masalah
- Guru mengajar demi ujian
- Deskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendah dan minoritas
Peran Guru
- Mempersiapkan murid untuk mengerjakan ujian dan menginterprestasikan hasil ujian dan menyampaikan hasil tes kepada orang tua.
- Mempersiapkan murid untuk mengikuti tes standar
Adalah penting bagi semua murid untuk diberi kesempatan mengeluarkan apa yang terbaik dari diri mereka.
- Menjalankan tes standar
Diantaranya adalah cara mengatur ruang tes,apa yang harus dilakukan murid saat mengerjakan tes, bagaimana mendistribusikan lembar soal dan jawaban, dan bagaimana mengatur waktu tes.
-Memahami dan menginterpretasikan hasil tes.
- Stastistik deskriptif: prosedur matematika yang dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data
- Distribusi frekuendi: sebuah daftar nilai biasanya dari tertinggi ke yang rendah sama berapa kali nilai itu muncul
- Histogram: distribusi frekuensi dalam bentuk grafik
- Tendensi sentral: memberika informasi tentang rata-rata pada data
- Mean: rata-rata numerik dari sekelompok nilai
- Median: nilai tengah dari nilai tertinggi ke terendah
- Mode: nilai yang paling serinhg muncul
- Range: selisih data
Psikologi pendidikan: Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tugas Resume Psikologi Pendidikan
Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan: upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan system nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Konseling: merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media baik perorang atau kelompok.
Tujuan: merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masa yang akan datang.
Ragam bimbingan menurut masalah:
Kualitas Pribadi Konselor:
Fungsi Bimbingan dan Konseling:
Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan: upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan system nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Konseling: merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media baik perorang atau kelompok.
Tujuan: merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masa yang akan datang.
Ragam bimbingan menurut masalah:
- Bimbingan Akademik: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar.
- Bimbingan Sosial Pribadi: membantu siswa memecahkan masalah social pribadi: hubungan sesama teman, hubungan dengan guru dan staf, pemahaman sifat, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat dan penyelesaian konflik.
- Bimbingan Karir: membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemahaman masalah karir: pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja, kondisi dan kemampuan diri, kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, pemecahan masalah karir yang dihadapi.
Kualitas Pribadi Konselor:
- Pemahaman diri
- Kompeten
- Kesehatan psikologis
- Dapat dipercaya
- Jujur
- Memiliki Kekuatan (agar klien merasa aman)
- Bersikap hangat
- Active responsiveness (dinamis)
- Sabar
- Peka terhadap keadaan dan perasaan klien
- Memiliki kesadaran.
Fungsi Bimbingan dan Konseling:
- Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan< dan norma agama).
- Fungsi prefentif/ pencegahan: yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan atau kerugian tertentu dalam proses perkembangan. Melalui fungsi ini konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu di informasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah llaku yang tidak diharapkan. Di antaranya bahaya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan prgaulan bebas (free sex).
- Fungsi pengembangan: diharapkan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
- Fungsi Penyembuhan/ pengentasan: yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier.
- Fungsi penyaluran: yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
- Fungsi Adaptasi: yaitu fungsi yang membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan konseli.
- Fungsi penyesuaian: yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
- Fungsi Fasilitasi: yaitu memberiakn kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
- Fungsi pemeliharaan: yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam diri nya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktifitas diri.
Psikologi pendidikan: Manajemen Kelas
Tugas Resume Psikologi Pendidikan
Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040
MANAJEMEN KELAS
Pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan untuk meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas.
Ada 3 cara efektif yaitu:
Ruang Lingkup Manajemen Kelas
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
yaitu sebagai kegiatan pengajaran diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disiapkan dan dikuasai peserta didik.
kegiatan ini dikategorikan sebagai kegiatan “non teaching” sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan procedural, ddan kegiatan organisasi.
Tujuan manajemen kelas:
Strategi yang dilakukan dalam manajemen kelas:
Prinsip penataan kelas:
Gaya Penataan Kelas:
Definisi pengelolaan kelas:
Nama: Sri Ulfa
Nim: 161301040
MANAJEMEN KELAS
Pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan untuk meciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas.
Ada 3 cara efektif yaitu:
- Kognitif: dari yang tidak tahu menjadi tahu
- Afektive: dari tidak suka menjadi suka
- Psikomotorik: perubahan perilaku dan soft skill
Ruang Lingkup Manajemen Kelas
- Manajemen kurikulum
- Manajemen peserta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
- Kegiatan akademik
yaitu sebagai kegiatan pengajaran diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disiapkan dan dikuasai peserta didik.
- Kegiatan administrative
kegiatan ini dikategorikan sebagai kegiatan “non teaching” sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan procedural, ddan kegiatan organisasi.
Tujuan manajemen kelas:
- Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
- Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar yang efektif.
- Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar efektif.
- Membina dan membimbing siswa sesuai latar belakang social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.
Strategi yang dilakukan dalam manajemen kelas:
- Mendesain lingkungan fisik untuk pembelajaran yang optimal
- Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran
- Membangun dan menegakan aturan
- Mengajak murid untuk bekerja sama
- Mengatasi problem secara efektif
- Menggunakan strategi komunikasi
Prinsip penataan kelas:
- Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dan lokasi penyimpanan pensil, rak buku, computer, dan lokasi lainnya. Pisahkan area-area ini sejauh mungkin dan pastikan mudah diakses.
- Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murid. Pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja guru, lokasi instruksional, meja murid, dan semua murid. jangan sampai ada yang tidak kelihatan.
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimalkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktiviitas.
- Pastikan bahwa setiap murid dapat dengan mudah melihat seemua presentasi kelas.
Gaya Penataan Kelas:
- Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
- Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
- Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga attau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
- Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
- Gaya klaster: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Definisi pengelolaan kelas:
- Pengelolaan kelas yang bersifat otoritatif, yakni kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
- Pengelolaan kelas yang bersifat permisif, menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya.
- Pengelolaan kelas berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu suatu kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
- Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan system social dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya system kelas yang efektif.
Observasi : Peran Metode Learner Center
Tugas mini proyek Kelompok 4
Rhesya Nurvianty 16-029
Sri Ulfa 16-040
Nada Salsabila 16-043
Risti Devi
Mawarny 16-044
Muftyanti
Arishwandini 16-065
Shyntia E. Putri
Pasaribu 16-073
Angel Muliana
Tumanggor 16-074
Topik : Peran
Motivasi dalam proses belajar pada siswa SD dan pengaplikasian Learner Center
pada siswa
Judul : Peran metode Learner Center dan Motivasi
pada Anak Usia Sekolah Dasar
PERENCANAAN
Pendahuluan
Proses
belajar dan mengajar merupakan hal yang tidak asing lagi untuk di dengar.
Berbicara tentang belajar dan mengajar juga berbicara tentang sesuatu yang tak
pernah barakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir
hayat nanti. Oleh karena itu, sekolah merupakan sistem yang hidup dan bertugas
untuk memenuhi fungsi dasar pembelajaran bagi penerima utama (murid) dan juga
bagi orang lain yang mendukung proses pembelajaran (yang mencakup guru,
pegawai, orang tua, dan anggota komunitas lainnya).
Terlepas
akan hal tersebut, sistem pembelajaran di masa ini menganjurkan agar siswa
berperan lebih aktif dari pada guru dimana guru hanya berperan sebagai pemeberi
motivasi, atau yang kita kenal dengan learner-centered.
Prinsip learner-centered ini mendorong guru untuk membantu murid secara
aktif mengkonstruksi pemahaman murid, menentukan tujuan dan rencana, berpikir
mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran murid, memecahkan pro-positif dan
mengontrol emosi, memotivasi diri sendiri, belajar sesuai dengan level
perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain (termasuk orang
yang bebeda latar belakang), mengevaluasi preferensi murid dan memenuhi
standar. Selain program Learner-Centered perlu adanya Motivasi yang menjadi
proses pemberi semnagat, arah, dan kegigihan perilaku si muird. Dan motivasi
ini merupakan komponen utama dari prinsip Learner-centered., sehingga topik
yang kami ambil dalam observasi yang kami lakukan di Sekolah Dasar (SD) Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah ini adalah tentang “Metode pembelajaran
Learner-centered dan Perspektif dari Motivasi.”
Dengan
adanya kedua hal tersebut di dalam sistem pembelajaran di sekolah, akan sangat
membantu tumbuh kembangnya kreativitas si anak dan sangat berguna untuk proses
pembelajaran selanjutnya. Karena pada zaman yang modern ini, para anak di usia
sekolah sangat di tuntut untuk melakukan segalanya dengan lebih baik untuk
dapat bersaing dengan orang-orang di luar negaranya sendiri.
Objek
yang digunakan di dalam penelitian ini adalah murid kelas dua (2), tiga (3),
dan lima (5) SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Pada 3 kelas ini,
kami melakukan penelitian untuk mengetahui bagaiamana metode pembelajaran
dengan Learner-Centered di dalam ketiga kelas tersebut, dan sejauh mana
motivasi-motivasi yang dimiliki oleh setiap peserta didik di dalam ketiga kelas
tersebut.
LANDASAN TEORI
Pendidikan merupakan
komponen penting dan juga merupakan investasi jangka panjang bagi kehidupan
seseorang. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan individu yang baik dan
berguna bagi masyarakat, sehingga pendidikan merupakan wadah yang baik untuk
mencetak individu-individu yang dapat diterima masyarakat.
Oleh karena itu, motivasi
belajar sangat dibutuhkan untuk membantu keberhasilan pendidikan bagi anak
murid. Upaya guru dibutuhkan untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam hal
belajar. Menurut buku Santrock, Motivasi
merupakan proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama. Terdapat beberapa perspektif tentang motivasi :
1. Perspektif
Behavioral
Perspektif behavioral
menekankan pada imbalan dan hukuman ekstrenal yang dinilai merupakan kunci
dalam mengarahkan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli
positif maupun negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Bentuk insentif
yang dapat dipakai oleh guru didalam kelas adalah nilai yang baik, tanda
bintang, ataupun pujian. Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau
pengakuan pada murid.
2. Perspektif
Humanistis
Perspektif Humanistis
menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan
untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham
Maslow yaitu hierarki kebutuhan. Teori Maslow ini menimbulkan diskusi tentang
urutan motivasi dalam kehidupan murid dan guru. Namun, tidak semua orang setuju
dengan pandangan ini. Misalnya, bagi beberapa murid kebutuhan kognitif mungkin
lebih fundamental ketimbang kebutuhan harga diri. Murid lain mungkin memenuhi
kebutuhan kognitif mereka walaupun mereka belum merasaan cinta dan rasa
memiliki.
3. Persepektif
Kognitif
Menurut perspektif kognitif,
pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus kepada ide-ide
seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, persepsi tentang
sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat
memgontrol lingkungan mereka secara efektif.
4. Perspektif
Sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini
membutuhkan pembetukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang
sangat hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi
mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan dekat, ketertarikan mereka
dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Terdapat beberapa strategi
menurut perspektif kognitif untuk meningkatkan motivasi murid untuk meraih
sesuatu atau berprestasi. Ada dua cara, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik
a.
Motivasi
Intrinstik merupakan motivasi internal dari dalam diri kita untuk melakukan sesuatu
demi tujuan sendiri
b.
Motivasi
Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif ataupun hukuman.
Perencanaan dan Instruksi
yang digunakan guru dalam metode pembelajaran yang akan digunakannya didalam
kelas juga merupakan aspek yang penting dalam memberikan pembelajaran bagi
siswa. Instruksi dan perencanaan learned-center adalah pada siswa, bukan pada
guru. Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif.
Prinsip ini dinilai paling baik bagi beberapa ahli karena dapat memicu murid
untuk lebih aktif dan juga reflektif. Prinsip Learner center dikembangkan oleh
American Psychological Association dan dikembangkan dengan mengklasifikasikan
beberapa faktor, yaitu : kognitif dan metakognitif, motivasi dan emosional, sosial dan
developmental, dan faktor perbedaan individu.
Berdasarkan teori-teori
diatas, kelompok kami ingin mengatahui motivasi apa sajakah dan apakah prinsip
learner-centered itu diterapkan di SD Shafiyyatul Amaliyyah.
Alat atau Bahan
·
Camera Handphone
·
Buku
·
Pulpen
Objek atau Subjek
Sampel
Penelitian: Siswa dan Guru
Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah , dengan subjek penelitian adalah anak
SD yaitu kelas reguler 2 , 3 dan 5 ,
jumlah total yang di observasi 70 siswa dan 3 guru .
Jadwal
Pelaksanaan Penelitian:
Uraian
|
Maret
|
April
|
|
||||||||||||||
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
Diskusi Pemilihan Topik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi Pemilihan Judul dan Teori
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menanyakan
kesediaan sekolah untuk diteliti
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengolahan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi dengan Dosen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi Kelompok
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Posting Blog
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tanggal 28 Maret : mendiskusikan pemilihan topik yang
akan diambil dalam observasi
Tanggal 24 Maret
: memilih judul untuk Penelitian
Tanggal 24 dan
25 Maret : menanyakan kesediaan sekolah untuk melakukan penelitian
Tanggal 05 April
: observasi mulai dilakukan
Tanggal 6-8
April : melakukan pengolahan data
data yang telah dikumpulkan untuk ditinjau dan di susun lebih lanjut
Tanggal 24 Maret : diskusi dengan dosen
Tanggal 24, 28
Maret
dan tanggal 1-5
April :
adalah diskusi kelompok mengenai waktu dan penyusunan observasi
tanggal 09 April
: memposting hasil observasi ke blog
PELAKSANAAN
Observasi
dilakukan pada tanggal 05 April 2017 pada hari Rabu, kelompok berangkat dari
rumah masing masing sekitar pukul tujuh dan berada di kampus jam 07.15 sampai
07.30 sebelum berangkat menuju tempat observasi kami sudah lebih dahulu
menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam observas.Kelompok tiba di sekolah
pada pukul 08.00 wib. karena kami sudah mengirimkan surat izin sebelumnya maka
kami tidak perlu menunggu waktu yang lama namun kami tetap harus meminta izin
untuk masuk kelas dan kami diberikan bet yang menyatakan bahwa kami adalah
tamu. kelompok kami beranggotakan tujuh orang yang kemudian dibagi lagi
sebanyak 3 kelompok untuk mengamati sampel sebanyak tiga kelas, dalam kelas 2
sebanyak dua orang, kelas 3 sebanyak tiga orang dan kelas 5 sebanyak dua orang.
Saat
sampai dikelas, kami diberikan izin untuk menjelaskan sedikit tujuan kedatangan
kami dan untuk menyapa para siswa setelah diizinkan kami pun mengamati keadaan
kelas, bagaimana proses belajar mengajar, perilaku murid dan interaksi timbal
balik antara murid dan guru. Kelompok yang mengobservasi kelas 2 dan 3 hanya
mengamati murid selama satu mata pelajaran saja, kurang
-2 orang ( Nada dan Sri Ulfa) mengobservasi
peserta didik kelas 2
-3
orang ( Shyntia, Angel, dan Resya) mengobservasi peserta didik kelas 3
-2
orang (Muftyanti Arishwandini dan Risti) mengobservasi peserta didik kelsa 5
Pada kelas 5
saat itu mata pelajaran yang diuji adalah IPS sedangkan kelas 3 adalah seni
musik , setelah mengobservasi selama satu setengah jam (sampai bel istirahat)
kelompok pun pamit untuk menyudahi
kegiatan observasi di kelas itu dan mengucapkan terimakasi atas
ketersediaannya peserta didik dan pengajar , dan diakhiri dengan sesi foto
bersama sebagai dokumentasi penelitian.
PELAPORAN dan EVALUASI
Laporan
1.Jadwal
Kegiatan (Rabu, 05 April 2017)
07.15 - 07.30 : Bel pertama berbunyi , berbaris di depan ,
mengucapkan ikrar santri , membaca surah surah pendek
07.30 – 09.15 : sesi kelas pertama
09.15 - 09.45 : Sholat Dhuha dan istirahat
09.45- : sesi pelajaran kedua
2.
Sistematika Observasi
Kelompok
tiba di Yayasan Syafiatul Amaliah pada pukul 07.15 . dan kami membagi kelompok
untuk masuk ke 3 kelas , anak anak sudah
berada di ruang kelas dan membaca surah surah pendek . Kelas berkapasitas 23
orang namun yang hadir hanya 20 orang pada hari Rabu 05 April 2017 , masing
masing kelas dipimpin oleh seorang guru.
1. Untuk
kelas 5 metode pengajaran yang dilakukan sang
pengajar adalah metode ceramah dan juga sesekali menggunakan tampilan video
untuk lebih memudahkan murid dalam memahami materi. Sesi ceramah ini
berlangsung sekitar setengah jam , kemudian di akhir pelajaran guru memberikan
kuis sebanyak 10 soal pada murid tentang materi yang dibahas tadi , selanjutnya
pengajar memberikan kuis tanya jawab sebagai tambahan nilai bagi murid yang mampu
mejawabnya.
Dalam
hal motivasi pada murid ada beberapa tindakan yang membuat murid ter motivasi
selama pelajaran berlangsung
·
Perspektif
Behavioral
Dalam
suasana kelas tersebut pengajar melakukan metode kuis dengan imbalan nilai
setelah menyelesaikan materi tersebut , dan juga melakukan sesi kuis tanya
jawab dengan reward tambahan niali bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan
yang diajukan.
·
Dalam
perspektif Humanistik
Dalam
pengamatan tersebut sang pengajar mampu mendorong murid untuk berusaha menjawab
pertanyaan yang diajukan dan memberi kesempatan dan bantuan bagi murid yang
agak lama dalam memahami pelajaran untuk ikut menjawab pertanyaan sehingga
mereka akan berlomba lomba untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
2. Pada
kelas 3 metode pengajaran yang digunakan memakai prinsipe learner center :
·
faktor
kognitif dan Metakognitif
a. Sifat proses
pembelajaran: pelajar yang sukses adalah pelajar
yang aktif, punya tujuan, dan mampu mengatur diri sendiri dan juga mau
bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri.
Contoh:
Murid yang bernama Santika kelas 3 di YPSA ini adalah seorang murid yang sangat
aktif, dia dapat memainkan musik sendiri ketika disuruh dan belajar sendiri
untuk memainkan alat musik tersebut sampai bisa.
b. Tujuan proses
pembelajaran: Miss
Wiwik selalu mengulang apa yang diajarkannya kepada murid yang berkapasitas 21
orang tersebut, agar mereka semua bisa.
c. Konstruksi
pengetahuan: Pelajar yang sukses bisa menghubungkan informasi baru
dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan cara yang megandung makna
tertentu.
Contoh:
Sebelumnya Miss Wiwik sudah mengajarkan penggunaan not kepada murid di kelas 3
A, sehingga rata-rata mereka dapat belajar not dengan memainkan alat musik
pianika.
Dan ditemukan
pula bentuk bentuk motivasi yang terjadi selama pembelajaran pada murid murid,
yaitu :
a. Pengaruh motivasi
dan emosi terhadap pembelajaran
Contoh:
Setelah Miss Wiwik selalu menegur salah seorang murid secara terus-menerus,
sebut aja si B. Si B ini menjadi emosi , tampak dari sikap nya yang menekan
pianika tersebut dengan asal-asalan. Sehingga emosi si B yang digambarkan
dengan kemarahannya ini melemahkan proses pembelajarannya.
b. Motivasi
instrinsik untuk belajar.
Seperti yang
sudah diutarakan pada contoh sebelumnya, Santika adalah seorang murid yang
aktif, dan dia sangat berusaha keras untuk dapat mengetahui pembelajaran pada
hari itu. Tampak bahwasanya itu merupakan motivasi intrinsik dari dirinya,
karena dari hasil pengamatan dia sangat bersemangat pada mata pelajaran seni
tersebut. Hal ini merupakan salah satu contoh motivasi intrinsik dari murid
tersebut.
c. Efek motivasi
terhadap usaha.:
Miss Wiwik selalu memberikan semangat berupa
kata-kata “bagus” kepada setiap murid yang bisa memainkan alat musik pianika
dengan sendiri. Dalam hal ini, setiap usaha si anak diberikan reward
(penghargaan)
3. Untuk kelas 2 , metode peajaran yang
digunakan adalah metode ceramah , guru menerangkan secara lisan kepada siswa
tentang apa yang akan dipelajari untuk mencapai tujuan agar siswa cepat
mengerti. Dengan ceramah guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi siswa
nya.
Dalam segi
perspektif motivasi sebagai berikut :
·
Perspektif
Behavioral
Di dalam kelas pengajar memberikan
latihan soal berbentuk kuis pada siswa dengan imbalan jika dapat menjawab
dengan benar makan akan diberi reward berbentuk bintang dibukunya.
·
Dalam
perspektif Kognitif
Dapat kita amati di sini pengajar
memberikan latihan soal dengan siswa dan mereka sangat antusias mendengarkan
arahan dari guru. Bagi siswa yang dapat menjawab nya dengan tepat diberikan
reward, ini akan membuat efek postif bagi siswa lainnya dan akan menumbuhkan motivasi
untuk mencoba menjawab nya juga.
·
Perspektif
Sosial
Di sini mereka dapat lebih dekat dengan pengajar
karena sering adanya komunikasi dan hubungan yang baik antara pengajar dan
siswa. Karena bagi siswa guru itu adalah orangtua kedua setelah ibu dan ayah
mereka di rumah.
Evaluasi
Tugas
ini seharusnya sudah di mulai pada bulan maret, tetapi karena adanya beberapa
halangan seperti begitu banyaknya tugas kuliah, dan beberapa kegiatan lainnya,
hingga kurangnya waktu untuk berdiskusi dengan kelompok, maka tugas ini pun
sempat tertunda. Akhirnya sebelum UTS pada tgl 8 April kelompok baru memiliki
waktu untuk menyelesaikan tugas ini.
Perencanaan
awal yang sudah dilakukan cukup sempurna
dan terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kendala. Misalnya
observasi diharapkan dapat di mulai pada bulan maret, tetapi pemimpin Yayasan
pendidikan Shofiyatul Amaliyah baru memberikan izin pada tgl 4 April. Pada
hari-H nya pihak sekolah memberikan waktu kepada kami untuk memasuki kelas
dengan waktu 15-30 menit, walaupun kami berhasil memaksimalkan waktu menjadi
sekitar satu jam . Secara keseluruhan, tugas observasi ini telah berjalan
dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam
pelaksanaannya.
POSTER
TESTIMONI
Shyntia
(16-073) : Tugas observasi tentang leraner-centered dan motivasi untuk anak SD
ini merupakan suatu pengalaman baru bagi saya. Dan saya sangat senang melakukan
observasi ini ,karena dapat melihat bagaimana proses belajar dan mengajar pada
anak-anak di pendidikan sekolah dasar dimana murid-murid yang di observasi
masih sangat lucu dan imut. yah, meski ujung-ujungnya akan mengerjakan laporan
observasi sih. heheh. Tapi tidak mengapa, karena hal ini akan menambah wawasan bagi saya sendiri
tentang bagaimana cara menyusun laporan hasil observasi.
Angel Muliana Tumanggor (161301074)
Sebenarnya
saya sudah sering melihat bagaimana keadaan siswa-siswi sekolah dasar tetapi
pada observasi kali inilah saya baru mengerti bagaimana interaksi tersebut
terjadi, motivasi apa yang ada dalam siswa-siswi dan bagaimana proses belajar
mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Syafiyyatul Amaliyyah.
Cukup banyak kendala yang kelompok kami alami namun akhirnya kami dapat
melaksanakan observasi ini dengan baik dan lancar. Menurut saya melalui mata
kuliah psikoloogi pendidikan ini banyak ilmu yang bisa didapat, pengetahuan
yang bertambah membuat saya jadi memahami banyak hal tentang perilaku seorang
siswa dan tentu saja menambah pengalaman saya J
Rhesya N. (16-029):
Menurut saya, tugas observasi ini memberikan saya lebih banyak ilmu dan
memudahkan saya untuk lebih memahami pengaplikasian teori-teori psikologi
pendidikan dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal pengajaran dan
pembelajaran.
Risti Devi Mawarny (16-044) : dalam hal ini
melakukan sebuah observasi adalah hal yang baru bagi saya , awalnya sedikit
cemas apakah kami bisa melakukan observasi ini dengan baik mengingat ada
masalah pada surat izin yang memakan waktu sedikit lama juga dari pihak sekolah
yang memberikan kepastian yang cukup lama, dimana kelompk lain sudah mulai
observasi dan kami belum , namun begitu di hari H saya semakin bersemangat
untuk mencoba hal baru ini , dan ini sungguh menyenangkan walaupun sedikit
ribet diawal dan akhir , namun ini menambah ilmu bagi saya.
Sri Ulfa
(16-040)
Menurut
saya tugas observasi ini sangat berguna bagi saya karena dapat menambah wawasan saya dan juga pengalaman
saya. Pengalaman bisa bercengkrama dan berinteraksi langsung dengan anak-anak
SD di YPSA, dan juga bisa bermain bersama mereka. Dan dapat mempermudah saya
untuk lebih mengetahui pengaplikasian teori psikologi pendidikan di dunia
pendidikan.
Muftyanti Arishwandini
(16-065)
Menurut saya tugas observasi
ini merupakn tugas yangg seru dan menarik. Dimana dalam pelaksanaan tugas ini
kami mendapat tantangan yang cukup berat, mulai dari survey ke sekolah untuk menyakan
ketersediaan sekolah, mengurus surat izin sampai dengan melakukan observasi.
Ketika surat izin telah diterima, kami juga mengalami sediikt cekcok dalam menentukan
judul observasi dan landasan teori observasi. Namun semua peristwa tersebut mengajarkan
kami untuk tetap bekerjasama, mengendalikan ego satu sma lain dan menjalin kerjasama
lebih baik lagi. Tugas ini merupakan tugas pertama bagi kami yang berhubungan dengan
lingkungan luar. Dalam tugas ini kami mendapatkan banyak pelajaran, seperti menjalin
hubungan dengan kepala sekolajh dan staff pengajar dan juga menjalin kerjasama
dengan objek penelitian. Pengalaman ini merupakan pengalaman menarik yang membuat
kami mampu mengaplikasikan secara langusng materi psikologi pendidikan yang sudah
kami pelajari.
Nada Salsabila (16-043)
Akhirnya saya bisa mengaplikasikan
ilmu yang saya dapat didalam ruangan! Bukan sekedar mendapatkan wawasan atau
pengalaman tapi inilah maksud dan tujuan saya ketika ingin memasuki dunia
perkuliahan. Di mana saya bisa terjun langsung ke dunia nyata untuk membagi apa
yang saya dapat dan menggunakannya dengan sebaik mungkin. Sangat menarik!